Home / News / Digitalisasi
Pandangan ini tentu tidak berlebihan mengingat data sebagai komoditas baru telah melahirkan beberapa perusahaan raksasa seperti Google, Amazon, Apple, Facebook dan Microsoft, yang kian tak terhentikan dan kini perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar sebagai perusahaan paling berharga di dunia.
Harus diakui, pada era yang lalu minyak bumi memang menjadi sumberdaya yang paling berharga. Namun sejak dasawarsa terakhir, peran penting minyak bumi telah tergantikan oleh sumberdaya baru yang bertumpu pada teknologi digital dan kini telah mengubah semua data dan informasi dalam format digital (digital transformation).
Transformasi digital sendiri dimaknai sebagai adopsi teknologi digital untuk mengubah layanan atau bisnis melalui peralihan proses dari manual ke digital. Termasuk dalam hal ini adalah mengganti teknologi digital lama dengan teknologi digital yang lebih baru.
Baca Juga: Pemerintah Upayakan Stabilisasi Harga TBS Sawit di Tingkat Petani
Data Mining di Perkebunan Kelapa Sawit
Sebagai sumberdaya yang berharga, data yang tersedia harus memiliki integrasi dan keandalan agar dapat dianalisa secara signifikan guna memberikan wawasan bisnis yang tepat. Melalui integrasi data secara digital ini dimungkinkan adanya inovasi dan kreativitas baru, selain efisiensi dan otomatisasi.
Oleh karenanya pengumpulan data (data mining) di perkebunan kelapa sawit harus diorganisir dengan baik. Setiap pengelolaan data yang tidak tepat pada kenyataannya justru akan mengganggu proses bisnis itu sendiri.
Namun demikian, mengelola sejumlah besar data tersebut juga bukan perkara yang mudah, mengingat besarnya kapasitas dan beragamnya bentuk data perkebunan kelapa sawit. Disisi lain besarnya volume data yang harus dikelola oleh organisasi perusahaan telah menjadi tantangan tersendiri.
Baca Juga: Cara Mengendalikan Hama Kumbang Tanduk pada Tanaman Kelapa SawitDukung kami menyajikan berita akurat, terpercaya dan independen. Berkontribusi sekarang melalui link Google berikut ini.