Wakil Ketua Umum III Gapki Togar Sitanggang menyampaikan, target produksi tersebut keluar setelah menimbang beberapa faktor seperti cuaca dan adanya perbaikan kualitas pupuk kelapa sawit.
"Tahun 2021 kita perkirakan sekitar 49 juta ton. Pertimbangannya cuaca dan perbaikan pupuk tahun ini," ujar Togar di Jakarta.
Meski begitu, target produksi minyak kelapa sawit atau CPO 49 juta ton pada 2021 tersebut masih lebih rendah dari capaian di sepanjang 2019 yang sebesar 51,8 juta ton.
Kendati demikian, prediksi tersebut kemungkinan lebih tinggi dibanding jumlah produksi pada tahun ini. Sebagai catatan, produksi minyak sawit selama Januari-September 2020 secara tahunan (year on year/yoy) mengalami penurunan sekitar 4,7 persen menjadi 34,4 juta ton.
Pasca terhambat akibat pandemi Covid-19, produksi minyak kelapa sawit atau CPO mulai bergerak naik pada September 2020. Jumlah produksi pada bulan tersebut sebesar 4,73 juta ton, meningkat dari Agustus 2020 yang sebesar 4,38 juta ton.
Peningkatan tersebut turut mendorong terdongkraknya nilai ekspor produk sawit pada September yang mencapai USD 1.871 juta. Angka tersebut naik 10 persen dibandingkan Agustus yang sekitar USD 1.697 juta.
Bahkan, total nilai ekspor produk sawit sepanjang Januari-September 2020 mencapai USD 15.498 juta. Jumlah tersebut naik dibanding periode serupa di 2019 yang sebesar USD 14.458 juta.
Secara volume, ekspor produk sawit di September 2020 mencapai nilai 2.764 ribu ton, naik 3 persen atau sekitar 81 ribu ton dari Agustus 2020 yang sebesar 2.683 ribu ton.