Home / News / Sustainability
Setelah ADO, tidak ada pada era PIR Kredit Koperasi Primer Anggota (KKPA) yang berhasil yang dibina secara intensif oleh perusahaan inti.
Gamal Nasir, Pembina Persatuan Organisasi Petani Sawit Indonesia (POPSI) menyatakan hal ini dalam webinar POPSI dengan tema Pendampingan Perkebunan Sawit Rakyat Indonesia, “Dimana Peran Negara dan Swasta?"
Saat ini, kelapa sawit rakyat luasnya 41% dan didominasi oleh petani swadaya. Banyak masalah yang mereka hadapi yaitu masuk dalam kawasan hutan, produktivitas rendah dan lain-lain. Masa depan sawit Indonesia ada di tangan petani. Karena itu pemerintah dan perusahaan swasta sekitarnya harus terjun mendampingi petani untuk memperbaiki semuanya.
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan), Bustanul Arifin Caya, menyatakan sebagian besar model bisnis perkebunan kelapa sawit rakyat adalah petani mandiri.
Baca Juga: Sudah Saatnya Petani Sawit Jadi Pemain Utama Rantai Pasok CPO
Sensus 2013 menyatakan hanya 8% yang mendapat penyuluhan; 72% tidak bergabung dalam kelompok; kemampuan budidaya, akses permodalan dan pasar masih terbatas. Karena itu diperlukan peran dan fungsi penyuluh pertanian (PNS, swasta dan swadaya).
Pada kelapa sawit yang diutamakan perannya adalah penyuluh swasta dan swadaya. Peran mereka membangun model bisnis dengan skema kemitraan berkelompok, koperasi, pengelolaan perusahaan; menggabungkan petani sawit dalam kelompok; penyuluhan teknis budidaya dan panen; penyediaan sarana produksi; membuka akses pasar; penganekaragaman usaha. Peran penyuluh sangat penting bagi pemberdayaan petani sawit.
Direktur Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), Edi Wibowo menambahkan bahwa peningkatan produktivitas untuk menghasilkan peningkatan produktivitas Crude Palm Oil (CPO) memerlukan peran SDM. Tenaga kerja terampil di perkebunan kelapa sawit sangat dibutuhkan.
SDM yang diperlukan pada perkebunan rakyat adalah asisten kebun (setara dengan perusahaan besar), penyuluh dan pendamping kelompok tani; pada koperasi/kelembagaan pengelola, krani administrasi dan keuangan, auditor internal; peremajaan sawit rakyat pendamping tingkat desa, kecamatan dan kabupaten, pendamping penyiapan sertifikasi kebun rakyat, pendamping sustainability. Program pengembangan SDM BPDPKS saat ini untuk pendidikan D1 1200 orang, D3 630 orang, D4 120 orang. Sedang program pelatihan petani 4.529 orang dan masyarakat umum 3300 orang.
Baca Juga: Sudah Saatnya Petani Sawit Jadi Pemain Utama Rantai Pasok CPO