Home / News / Digitalisasi
Sebagaimana diketahui, ePCS atau Electronic Plantation Control System merupakan aplikasi pengelolaan bisnis proses di perkebunan berbasis android smartphone yang sudah diimplemetasikan di beberapa perkebunan kelapa sawit dan karet di Indonesia sejak tahun 2015.
EPCS versi 3.8 ini merupakan modifikasi dari versi sebelumnya untuk absensi kehadiran dan semua kegiatan karyawan di lapangan. Mulai akhir 2019 tim IT dari eKomoditi Solutions Indonesia berhasil mengintegrasikan absensi kehadiran menggunakan iris scannner untuk menggantikan scan barcode.
Sebagai sebuah Software as a Services perkebunan, ePCS telah menjadi solusi penting dalam mengatasi permasalahan business process perkebunan kelapa sawit yang dikenal sangat rumit dan kompleks, diantaranya absensi karyawan, penugasan di lapangan, taksasi dan proses panen, transportasi (vehicle), mill dan lain-lain.
Baca Juga: Pemerintah Upayakan Stabilisasi Harga TBS Sawit di Tingkat Petani
Kompleksitas business process perkebunan kelapa sawit selama ini diakui menjadi kendala signifikan untuk memenuhi prinsip sustainaility dan treacebility sehingga memunculkan masalah baru yang lebih besar, yakni ditolaknya produk CPO Indonesia oleh Uni Eropa.
Untuk mengatasi tantangan yang disajikan oleh metode keterlacakan saat ini, eKomoditi mengembangkan aplikasi software secara digital bernama Electronic Plantation Control System (ePCS). Melalui ePCS akan diketahui asal geografis buah kelapa sawit, termasuk identitas petani dan legalitas kebun, sehingga sangat meningkatkan keterlacakan (traceability) dalam rantai pasokan global, karena semua dicatat secara digital dan transparan menggunakan perangkat cerdas ePCS.
Dalam wawancara dengan The Palm Scribe beberapa waktu lalu, Ferron Haryanto, selaku CEO eKomoditi Solutions Indonesia mengatakan teknologi ini dapat melacak kemana saja buah kelapa sawit didistribusikan dari perkebunan sampai dengan restoran yang menggunakannya.
Baca Juga: Cara Mengendalikan Hama Kumbang Tanduk pada Tanaman Kelapa Sawit