Home / News / Digitalisasi
Ditengah tuntutan global yang menuntut sustainability dan traceability, perusahaan kelapa sawit perlu mempercepat pemanfaatan teknologi digital, salah satunya menggunakan software aplikasi Electronic Plantation Control System (ePCS).
Penggunaan software aplikasi khusus perkebunan ini diyakini mampu merampingkan operasional di lapangan dengan mengganti pencatatan data secara konvensional menjadi pencatatan data secara digital. Jika sebelumnya untuk pengambilan keputusan, perseroan harus menunggu data terkumpul hingga closing, saat ini semua data bisa diperoleh secara realtime.
Menurut Chief Executive Officer (CEO) eKomoditi Indonesia, Ferron Haryanto, pandemi covid-19 saat ini menuntut percepatan adopsi teknologi di seluruh lini operasional perkebunan dan pabrik kelapa sawit, tidak terkecuali di Indonesia.
Baca Juga: Digitalisasi Perkebunan Berpotensi Tingkatkan Profit Tanpa Perluasan Hektar
Menurutnya, dalam situasi pandemi sekarang ini sangat tidak memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan perjalanan langsung ke site. Oleh karena itu semua kegiatan monitoring operasional perkebunan dan pabrik harus dilakukan melalui operation center dari kantor pusat.
“Dari operation center di kantor pusat, seluruh data bisa akses saat itu juga, meliputi operasional perkebunan dan pabrik pengolahan crude palm oil bisa dimonitor secara realtime menggunakan aplikasi ePCS sebagai backbone system," katanya (22/07).
Ferron Haryanto juga menjelaskan aplikasi ePCS berbasis teknologi digital tidak hanya untuk mencatat data produksi, panen, angkut dan logistik, tapi juga untuk memantau aktivitas perawatan kebun yang sebelumnya masih menggunakan sistem konvensional dengan ratusan tenaga kerja.
Baca Juga: Digitalisasi Perkebunan Berpotensi Tingkatkan Profit Tanpa Perluasan Hektar