Home / News / Agroteknologi
Siklus hidup kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) yang relatif berlangsung cukup lama sehingga membuat serangan populasinya akan semakin tinggi dan dapat menimbulkan kerusakan tanaman kelapa sawit yang sangat parah.
Apabila serangan kumbang tanduk di perkebunan kelapa sawit tidak dikendalikan secara terpadu, bisa dipastikan tanaman tidak akan memberikan hasil yang optimal.
Tindakan pengendalian kumbang tanduk secara terpadu selalu memberikan hasil yang terbaik, dalam waktu yang relative singkat, dapat menurunkan populasi kumbang tanduk di perkebunan kelapa sawit.
Baca Juga: Pemerintah Upayakan Stabilisasi Harga TBS Sawit di Tingkat Petani
Gejala Serangan Kumbang Tanduk
Kumbang tanduk dewasa berukuran 40-50 mm, berwarna coklat kehitaman, pada bagian kepala terdapat tanduk kecil. Pada ujung perut kumbang tanduk betina terdapat bulu-bulu halus, sedangkan pada kumbang jantan tidak berbulu.
Kumbang tanduk menggerek pupus yang belum terbuka mulai dari pangkal pelepah, terutama pada tanaman muda di area peremajaan.
Baca Juga: Digitalisasi Perkebunan Berpotensi Tingkatkan Profit Tanpa Perluasan Hektar