Home / News / Agroteknologi
Pada tahun 2017, total volume ekspor dari minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan minyak inti sawit (palm kernel oil/PKO) mencapai 29,07 juta ton atau senilaiUSD20,72 miliar.
“Jumlah ekspor tersebut setara dengan 12,28% dari total nilai ekspor nasional,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara di Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (30/1/2019).
Ngakan juga menyebutkan, potensi lainnya dalam pengoptimalan penyerapan kelapa sawit menjadi produk turunan, di antaranya digunakan untuk fraksinasi (terutama industri minyak goreng), lemak khusus (cocoa butter substitute), margarin, oleokimia, dan sabun.
Baca Juga: Cara Mengendalikan Hama Kumbang Tanduk pada Tanaman Kelapa Sawit
“Ini menjadi kekuatan yang sangat besar pada konstelasi pasar domestik dan internasional bagi produk hilir kelapa sawit kita,” ujarnya.
Indonesia berpeluang menjadi produsen terbesar dan kompetitif dalam upaya menghasilkan produk bernilai tambah tinggi dari kelapa sawit. Kemenperin mencatat, Indonesia berkontribusi sebesar 48 persen dari produksi CPO dunia dan menguasai 52 persen pasar ekspor minyak sawit.
Selain itu, merujuk data BPS, Indonesia memiliki lebih 1600 perusahaan perkebunan kelapa sawit. “Guna dapat menyerap hasil perkebunan secara optimal, maka produktivitas pabrik kelapa sawit juga perlu mendapatkan perhatian khusus,” papar Ngakan.
Baca Juga: Cara Mengendalikan Hama Kumbang Tanduk pada Tanaman Kelapa Sawit