Bumitama Agri Limited merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia dan terdaftar pada Bursa Singapura. Perusahaan ini beroperasi di Indonesia dengan menggunakan anak usahanya Bumitama Gunajaya Agro (BGA).
BGA mulai berkembang pada tahun 2003 dengan wilayah operasional di Sumatra dan Kalimantan dengan berkomitmen terhadap kelestarian lingkungan dan masyarakat secara berkelanjutan.
Ditengah tuntutan global yang memaksa perusahaan kelapa sawit segera menerapkan prinsip-prinsip sustainability dan traceability, BGA bertekad mempercepat pemanfaatan teknologi digital dengan mengimplementasikan aplikasi BPS Online.
Diharapkan dengan implementasi aplikasi digital ini mampu merampingkan operasional di lapangan dengan mengganti pencatatan data secara konvensional menjadi pencatatan data secara digital.
Adopsi Teknologi Digital
Situasi pandemi covid-19 saat ini menuntut percepatan adopsi teknologi di seluruh lini operasional pabrik dan perkebunan mereka yang tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Sumatra.
Adalah sangat tidak memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan perjalanan langsung ke site. Oleh karena itu semua kegiatan monitoring operasional pabrik dan kebun harus dilakukan melalui operation center dari kantor pusat di Jakarta.
Dari operation center di kantor pusat, seluruh data bisa diakses saat itu juga, meliputi operasional perkebunan milik Bumitama Gunajaya Agro seluas 187,917 hektar dengan 14 pabrik pengolahan crude palm oil bisa kita monitor secara realtime menggunakan aplikasi EPCS sebagai backbone system.
Teknologi digital juga mempermudah sistem pemantauan output produksi minyak sawit perseroan. Hal ini sesuai dengan visi perusahan BGA yaitu menjadi produsen minyak sawit mentah terkemuka yang berfokus pada peningkatan produktivitas, efisiensi biaya, keberlanjutan, ketertelusuran, dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Aplikasi berbasis teknologi digital tidak hanya untuk mencatat data produksi, panen, angkut dan logistik, tapi juga untuk memantau aktivitas perawatan kebun yang sebelumnya masih menggunakan sistem konvensional dengan ratusan tenaga kerja.
Melalui digitalisasi ini, kami bisa melakukan tracking pekerjaan based-on data sehingga semua bisnis kami dapat memenuhi prinsip-prinsip traceability dan sustainability.
Penggunaan teknologi digital dan data-analytic diharapkan juga membuat operasional perusahaan semakin efisien. Jika sebelumnya untuk pengambilan keputusan, perseroan harus menunggu data terkumpul hingga closing, saat ini semua data bisa diperoleh secara realtime.
Go-Live Tranformasi Digital
Di Bumitama Gunajaya Agro tahapan digitalisasi telah dimulai sejak awal pandemi yaitu tahun 2020. Kemudian pada bulan Januari 2021 dilakukan Go live pertama di salah satu estate yang berlokasi di Propinsi Kalimantan Tengah.
Setelah sukses dalam tahap inisiasi ini kemudian dilanjutkan dengan Go live di estate kedua pada April 2021. Dari Go-live kedua ini akan diteruskan untuk estate berikutnya dengan disupport penuh oleh eKomoditi Indonesia.
Secara terpisah, Chief Executive Officer (CEO) eKomoditi Indonesia, Ferron Haryanto, mengatakan aplikasi Electronic Plantation Control System yang diimplementasikan di Bumitama Gunajaya Agro telah disesuaikan dengan workflow perusahaan guna meningkatkan fungsi kontrol operasional yang lebih efisien dan berproduktifitas tinggi agar perusahaan semakin efektif dan kompetitif di tingkat global.
“Proses inisiasi di lapangan berlangsung kurang lebih 6 bulan dimana tim eKomoditi Indonesia melakukan implementasi EPCS dan diteruskan dengan pengembangan lebih lanjut serta rollout di beberapa kebun milik Bumitama Gunajaya Agro,” kata Ferron.
Menurut Ferron Haryanto, kunci utama untuk mempercepat implementasi teknologi digital di perkebunan bergantung pada kemampuan adaptasi manajemen. Oleh karena itu, semua pihak harus bisa beradaptasi dengan teknologi digital sebagai solusi dan tidak melihatnya sebagai hambatan.
"Kami mendukung sepenuhnya prinsip-prinsip sustainability dan traceability dengan implementasi teknologi digital di perkebunan kelapa sawit untuk menjawab tekanan masyarakat internasional terhadap produk minyak sawit Indonesia," katanya.
Bukan rahasia umum, ekspor minyak sawit Indonesia dan negara produsen lain kerap menghadapi hambatan di pasar global. Awal tahun 2021, pemerintah Amerika Serikat memblokir ekspor minyak sawit yang berasal dari sebuah perusahaan asal Malaysia.
“Kampanye negatif terhadap minyak sawit harus kita lawan secara cerdas, salah satunya dengan mengadopsi teknologi digital di semua lini bisnis industri kelapa sawit,” kata Ferron Haryanto. (*)
Dukung kami menyajikan berita akurat, terpercaya dan independen. Berkontribusi sekarang melalui link Google berikut ini.